Kelompok 9
1. Anisa Vidyakova A.P
2. Muhammad Hafizh N.F
3. Muhammad Rifqy Aryadana S
4. Shintya Defita M.A
Nah sekarang udah kenal kan, yuk sekarang kita mulai bahas informasi tentang Kota Banjar nya :D
Sebelum ke materi pemerintahan, SDA, perekonomian, dan social budaya Kota Banjar kita akan mempelajari terlebih dahulu Letak luas wilayah dan sejarah Kota Banjar.
- Letak dan Luas Wilayah Kota Banjar
Kota Banjar,
adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Kota Banjar berada di perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah,
yakni dengan Kabupaten Cilacap. Banjar merupakan menjadi pintu
gerbang utama jalur lintas selatan Jawa Barat. Untuk membedakannya dengan Banjarnegara yang
berada di Jawa Tengah, kota ini sering disebut juga Banjar
Patroman (dari nama asal "Banjar Pataruman").
Luas Wilayah
Kota Banjar sebesar 13.197,23 Ha, terletak di antara 07°19' - 07°26' Lintang
Selatan dan 108°26' - 108°40' Bujur Timur. Berdasarkan undang-undang nomor 27
Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Banjar di Provinsi Jawa Barat kurang lebih
113,49 Km2 atau 11.349 Ha.
- Sejarah Kota Banjar
Sejarah
Pembentukan Kota Banjar tidak terlepas dari sejarah berdirinya Pemerintah
Kabupaten Ciamis di masa lalu. Rangkaian waktu perjalanan berdirinya Pemerintah
Kabupaten Ciamis sampai terbentuknya Pemerintah Kota Banjar melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut :
- Banjar dalam sejarah perkembangannya
Banjar sejak
didirikan sampai sekarang mengalami beberapa kali perubahan status, untuk lebih jelas perkembangannya
sebagai berikut :
- Banjar sebagai Ibukota Kecamatan, dari tahun 1937 sampai tahun 1940.
- Banjar sebagai Ibukota Kewadanaan, dari tahun 1941 sampai dengan 1 Maret 1992.
- Banjar sebagai Kota Administratif dari tahun 1992 sampai dengan tanggal 20 Pebruari 2003.
- Sebagai Kota sejak tanggal 21 Pebruari 2003.
- Terbentuknya Banjar Kota Administratif
Perkembangan dan
kemajuan wilayah Provinsi Jawa Barat pada umumnya dan Kabupaten Ciamis
khususnya wilayah Kecamatan Banjar, memerlukan pengaturan penyelenggaraan
pemerintahan secara khusus guna menjamin terpenuhinya tuntutan perkembangan dan
kemajuan sesuai dengan aspirasi masyarakat di Wilayah Kecamatan Banjar.
Wilayah Kecamatan
Banjar menunjukan perkembangan dan kemajuan dengan ciri dan sifat kehidupan
perkotaan, atas hal tersebut wilayah Banjar perlu ditingkatkan menjadi Kota
Administratif yang memerlukan pembinaan serta pengaturan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan secara khusus.
Akhirnya tahun
1992 Pemerintah membentuk Banjar Kota Administratif berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 54 Tahun 1991 tentang Pembentukan Banjar Kota Administratif
yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 2 Maret 1992.
Beberapa alasan
mengapa Banjar menjadi Kota administratif antara lain keadaan Geografis,
Demografis dan sosiologis kehidupan masyarakat yang perkembangannya sangat
pesat sehingga memerlukan peningkatan pelayanan dan pengaturan dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
- Terbentuknya Kota Banjar
Semakin pesatnya
perkembangan dan tuntutan aspirasi masyarakat yang semakin mendesak agar Banjar
Kota Administratif segera ditingkatkan menjadi Pemerintah Kota dimana hal ini
pun sejalan dengan tuntutan dan undang-undang nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah dan di sisi lain Pemerintah Kabupaten Ciamis bersama-sama
Pemerintah Provinsi Jawa Barat memperhatikan perkembangan tersebut dan
mengusulkan kepada Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia.
Momentum peresmian
Kota Banjar yang diikuti pelantikan Penjabat Walikota Banjar dapat dijadikan
suatu landasan yang bersejarah dan tepat untuk dijadikan Hari jadi Kota Banjar.
- Kota Banjar Sebagai Gerbang Tatar Sunda
Kota Banjar adalah
titik transit lalu lintas dari daerah Jawa Barat ke arah Timur. Sebagai kota
transito, tentulah pembangunan yang terencana sangat dalam segala aspeknya
menjadi salah satu persyaratan yang perlu diutamakan. Tentang hal ini tentulah
Pemda Kota Banjar telah mempunyai cetak biru yang perlu kita dukung bersama,
agar “cetak biru” tsb bisa terwujud dengan sempurna. Hal ini perlu sosialisasi
yang memadai kepada masyarakat. Sehingga semua warga tahu peran yang harus
dilaksanakannya.
Selain dari itu
Kota Banjar seibarat “pintu gerbang” Tatar Sunda paling Timur/Selatan. Sehingga
seyogyanyalah “wajah” kota Banjar mencerminkan karakter masyarakat Sunda yang
tertulis dalam setiap logo di setiap kota/kabupaten dan bermuara pada Visi
Provinsi Jawa Barat yaitu “dengan Iman dan Takwa menjadi provinsi yang termaju
dan terdepan sebagai mitra ibu kota”.
Sebagai kota
transito akan semakin berperan besar bila jalan lintas Selatan telah dibuka.
Dan ini akan kita alami dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama lagi.
Arti Lambang/ Logo Kota Banjar
1. Lambang Daerah berbentuk Tameng/Perisai, dengan
warna dasar biru muda yang di dalamnya terdapat gambar, warna dan bentuk serta
dibagian atas terdapat tulisan “ KOTA BANJAR ” dan di bagian bawah terdapat
tulisan “ SOMAHNA BAGJA DI BUANA” DENGAN WARNA HURUF PUTIH ;
2. Lambang Daerah Kota Banjar terdiri dari 2 (dua)
bagian dengan perincian sebagai berikut :
- BAGIAN DEPAN ATAU ISI DARI ATAS KE BAWAH TERDIRI DARI :
1. Gambar Bintang
- Diambil dari Pancasila, sila pertama yang berbunyi “Ke Tuhanan Yang Maha Esa” simbol ini dipakai berdasarkan cita-cita masyarakat Banjar yang berkeinginan agar Kota Banjar menjadi kota religius.
- Bintang juga merupakan simbol dari semua agama dan memiliki arti kewenangan atau kesuksesan.
1. Tulisan Kota Banjar
Menunjukan sebutan bagi
Kota dan Pemerintahan Kota Banjar.
2. Benteng Kembar
- Melambangkan Pertahanan sekaligus pintu gerbang Kota Banjar.
- Tonjolannya masing-masing ada 5 (lima ) melambangkan lima Dasar Pokok Negara “PANCASILA”
1. Ke Tuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permuryawaratan/Perwakilan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
- Bagian pilar yang pendek berjumlah 4 (empat), pilar yang panjang (menonjol) berjumlah 5 (lima), bermakna tahun 45 Kemerdekaan Republik Indonesia.
- Masing-masing terdiri dari 9 (sembilan) pilar merupakan angka tunggal tertinggi/terbesar yang mengandung simbol keberuntungan dan kesuksesan.
- Angka sembilan merupakan simbol sembilan tokoh agama yang sangat termashur yang menjadi panutan umat yang terkenal dengan isitilah “Wali Songo”.
- Kembar kiri-kanan bermakna keseimbangan hidup phisik dan pshikis.
- Kujang
- Merupakan senjata Tradisional Tatar Sunda.
- Jika perlu dapat dipergunakan sebagai alat penjaga diri. 5 (lima) lubang melambangkan Lima Dasar Pokok Negara “Pancasila”.
- Dua Gunung
- Melambangkan Gunung Babakan dan Gunung Sangkur.
- Kota Banjar memiliki 2 (dua) Gunung yaitu Gunung Babakan dan Gunung Sangkur yang merupakan simbol kekuatan masyarakat Kota Banjar dari segala guncangan dan gangguan serta teguh pada pendirian untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.
- Sawah dan Ladang
- Merupakan simbol kemekmuran dan kesuburan Kota Banjar, sebagai dampak positif dari kehidupan masyarakat yang rajin, dinamis, optimis dan tidak kenal menyerah.
- Jumlah 21 (dua puluh satu) menyatakan hari ke-21 (dua puluh satu) dari bulan berdirinya Kota Banjar.
- Sungai dan Irigasi
- Kota Banjar memiliki Sungai Citanduy sebagai sumber air yang sangat besar.
- Irigasi sebagai sumber sarana penunjang kesuburan yang berdampak pada kemakmuran
- Jembatan, Dam/Bendungan
- Dilambangkan dengan 2 (dua) bentuk gambar yang menyatakan bulan ke-2 (dua) dari tahun berdirinya Kota Banjar.
- Jembatan sebagai penunjang/sarana untuk kelancaran transportasi.
- Dam/Bendungan sebagai sarana untuk kelancaran irigasi.
- Roda Bersayap
- Melambangkan Kota Transit yang harus berkembang seimbang terutama di sektor perekonomian yang meliputi perdangan dan transportasi.
- Jari-jari berwarna merah berjumlah 22 (dua puluh dua) melambangkan 22 (dua puluh dua desa).
- Sayap berjumlah 4 (empat) kecamatan.
- Padi Kapas
- Melambangkan sandang pangan sebagai kebutuhan Pokok serta sebagai simbol subur makmur.
- Jumlah padi 17 (tujuh belas) menyatakan hari ke-17 (tujuh belas) dari bulan Proklamasi. - Jumlah kapas 8 (delapan) menyatakan bulan ke-8 (delapan) dari tahun Proklamasi.
- Tulisan/Motto “SOMAHNA BAGJA DI BUANA”
- Kalimat “ SOMAHNA BAGJA DI BUANA ” mengandung makna yang sangat dalam sebagai tujuan dan harapan yang ingin dicapai masyarakat Kota Banjar.
- Hurufnya berjumlah 19 (sembilan belas) digabung dengan pilar berjumlah 4 (empat) dan 5 (lima) bermakna tahun 1945 yaitu Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
- Kata-katanya diambil dari Bahasa sunda yang berarti sebagai berikut :
- Somah berarti rakyat, masyarakat, Somahna berarti rakyatnya, masyarakatnya.
- Bagja berarti sugema, berarti bahagia lahir bathin.
- Di Buana berarti di dunia (di Kota Banjar).
- SOMAHNA BAGJA DI BUANA , makna yang sebenarnya ‘ masyarakat Kota Banjar bahagia lahir bathin ”, makna yang lebih dalam adalah “ Masyarakat Banjar Harus Menjadi Tuan Di Kotanya Sendiri ”.
- BAGIAN DASAR ATAU BINGKAI/WADAHBentuk dasar diambil dari bentuk tameng/perisai yang sudah distilasi (penyederhanaan bentuk).Tameng adalah suatu alat untuk melindungi seseorang dari serangan musuh yang sudah dibuktikan keampuhannya terutama zaman dahulu saat dipakai oleh laskar-laskar kerajaan.Begitu juga pada logo ini tameng dimaksudkan sebagai bingkai atau wadah untuk melestarikan atau melindungi simbol-simbol kehidupan masyarakat Kota Banjar.Warna dalam Lambang Daerah mempunyai arti sebagai berikut :
1. Warna biru muda sebagai gambaran masyarakat Kota
Banjar yang cinta damai, dinamis dan optimis.
2. Warna kuning mengandung arti keemasan atau
kejayaan dan kemenangan aatu kemakmuran.
3. Warna hijau bermakna subur.
4. Warna merah dan putih diambil warna Bendera
Republik Indonesia sebagai simbol pemersatu antar etnis suku dan agama.
- Warna merah bermakna keberanian, semangat tidak kenal menyerah.
- Warna putih bermakna teguh dan kuat.
Warna hitam bermakna teguh dan kuat
Secara administrasi, Kota Banjar terbagi menjadi 4 (empat) wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Banjar, Kecamatan Purwaharja, Kecamatan Pataruman dan Kecamatan Langensari. Sedangkan jumlah desa/kelurahan di Kota Banjar tercatat sebanyak 25 desa/kelurahan, terdiri dari 8 kelurahan dan 17 Desa.
Kecamatan
|
Kelurahan
|
Desa
|
1.
Banjar
|
1.
Kelurahan Banjar
2.
Kelurahan Mekarsari
|
1.
Balokang
2.
Cibeureum
3.
Neglasari
4.
Situbatu
5.
Jajawar
|
2.
Purwaharja
|
1. Kelurahan
Puwaharja
2. Kelurahan Kerangpanimbal
|
1. Raharja
2.
Mekarharja
|
3.
Pataruman
|
1.
Kelurahan Hegarsari
2.
Kelurahan Pataruman
|
1.
Mulyasari
2.
Batulawang
3.
Karyamukti
4.
Binangun
5.
Sukamukti
6.
Sinartanjung
|
4. Langensari
|
1. Kelurahan
Muktisari
2. Kelurahan
Bonjongkantong
|
1.
Kujangsari
2.
Waringinsari
3. Langensari
4. Wejasari
|
Nah sekarang kita lanjut ke perekonomian nih.
Salah satu indikator yang dapat dipakai untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah PDRB atau Produk Domestik Regional Bruto. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Banjar cukup signifikan yaitu 4,20 % pada tahun 2003 menjadi 4,40 % pada tahun 2004. Hal ini disebabkan oleh naiknya kembali perkembangan produksi yang menyumbang cukup besar bagi PDRB Kota Banjar. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Banjar dapat dilihat melalui indikator pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan. PDRB Kota Banjar Atas Dasar Harga Konstan naik dari Rp. 538.477,50 juta pada tahun 2003 menjadi Rp.562.184,33 juta tahun 2004. PDRB perkapita Atas Dasar Harga Konstan naik Rp.3.343.293,27 pada tahun 2003 menjadi Rp. 3.454.897,19 pada tahun 2004.
3. Sumber Daya Alam
Kota Banjar memiliki lansekap yang beragam. Bagian utara, selatan dan barat kota merupakan wilayah berbukit-bukit. Kota ini dibelah oleh Ci Tanduy di bagian tengah. Terdapat pula sebagian kawasan pertanian, terutama di bagian pinggiran kota.
Zona pertanian di Kota Banjar terdiri dari persawahan, perkebunan jati yang dikelola oleh Perhutani dan hutan hujan tropis biasa.
Di kota Banjar juga terdapat sungai Citanduy yang dapat dijadikan sebagai objek wisata air.
4. Sosial dan Budaya
Di kota Banjar 95% suku Sunda dan sisanya beberapa pendatang dari daerah Jawa Tengah dan Jakarta. Penduduk didesa ini masih menjunjung tinggi nilai kebudayaan yang tidak bertentangan dengan agama. karakteristik masyarakat Kota Banjar adalah agamis, santun, bermoral dan tingkat partisipasi yang cukup tinggi terhadap pembangunan.
hal ini Nampak pada kehidupan kesehariannya yang masih kental dengan budaya tolong - menolong dan kegotong - royongan terutama di daerah pedesaan. Kemajemukan budaya daerah kota Banjar merupakan asset daerah sekaligus sebagai titik tolak perekat persatuan dan kesatuan dalam menciptakan masyarakat yang madani. Kondisi ini diharapkan dapat berkembang lebih optimal dijmasa yang akan datang untuk menjawab tantangan era roformasi dan globalisasi.